Nama :
Ahmad Rijalin Masud
Kelahiran : Palembang, 18 April 2008
Umur : 4 Tahun 6 Bulan
Berat : 25 kg
Tinggi : 96 cm
Anak : 2 dari 3 Saudara
Orang Tua
Nama Ayah : Ibnu Hajar
Kelahiran : Padang, 28 Juni 1978
Alamat : Jl. Talang Kacang, Pangkalan Balai Banyuasin III
PB : Padang-Melayu-Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Masyitoh Isza
Kelahiran : Pelajau, 01 November 1978
Alamat : Jl. Talang Kacang, Pangkalan Balai Banyuasin III
PB : Melayu-Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Kelahiran : Palembang, 18 April 2008
Umur : 4 Tahun 6 Bulan
Berat : 25 kg
Tinggi : 96 cm
Anak : 2 dari 3 Saudara
Orang Tua
Nama Ayah : Ibnu Hajar
Kelahiran : Padang, 28 Juni 1978
Alamat : Jl. Talang Kacang, Pangkalan Balai Banyuasin III
PB : Padang-Melayu-Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Masyitoh Isza
Kelahiran : Pelajau, 01 November 1978
Alamat : Jl. Talang Kacang, Pangkalan Balai Banyuasin III
PB : Melayu-Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
BAB
1
LATAR
BELAKANG PENELITIAN
1.1 SUBJEK DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA
Subjek penelitian adalah Ahmad Rijalin
Masud, yang sehari dipanggil “Ahmad”. Dia dilahirkan pada tanggal 18 april 2008
di Rumah Bersalin “Dona” Palembang. Dia lahir dalam keadaan normal, baik secara
fikik maupun mental. Berat Badan waktu lahir 2.6kg dan panjang 52cm.
Ibunya, Masyitoh Isza dengan panggilan
“Ito” adalah kelahiran Pelajau, Pangkalan Balai Tahun 1978. Pernah menjadi
tenaga pengajar di TK. Aisyah yang sekarang di ubah menjadi TK. Muhammadiyah di
Pangkalan Balai karena pendidikan terakhir umi masyitoh adalah PGTK di
Palembang.
Ayahnya, Ibnu Hajar dengan panggilan
“Uda ibnu” adalah kelahiran Padang (Pariaman) 1978 dan berwirausaha (berdagang)
dan berbisinis. Sejak berusia 2 Tahun Ahmad pernah tinggal di Padang kurang
lebih 1 Bulan dan dengar cerita dari sang umi, disana dia mengamati bahasa
nenek dan uni nya yang menggunakan bahasa yang lumayan cukup rumit untuk anak
seumuran Ahmad, dan teman bermainya pun menggunakan bahasa yang sama seperti
neneknya di Padang, lambat laun Ahmad pun pandai berujar dengan logat Padang walaupun sedikit-sedikit,
hampir satu bulan Ahmad disana tampak menguasai bahasa Padang ayahnya pun
sangat antusias dengan mengajari secara kognitif dengan Ahmad. Saat Ahmad
kembali ke Pangkalan Balai daerah asal ibunya hingga umur empat tahun ini lama
kelamaan Ahmadpun menghilangkan logat bahasa
padang yang dan menggunakan bahasa melayu-indonesia.
Ahmad anak yang sangat aktif diantara
teman-temannya, dilihat dari penelitian ini dia selalu menjadi teman yang
menyenangkan bagi teman-temannya, karena anaknya kritis dan selalu bertanya,
dan memulai terlebih dahulu dalam teman-teman yang sudah mengenalnya, Ahmad
termasuk anak yang riang dan terbuka dan dia sering membantu ibunya mematikan
air panas ketika adiknya “Khofifah Azkiah” ingin mandi dengan air hangat, Ahmad
juga sangat menyayangi kakak dan adiknya itu nampak dari perhatiannya kepada
kedua saudaranya. Ahmad juga rajin mengaji dan menghapal surah pendek yang
terdapat pada Al-Quran. Itu bimbingan ayahnya yang kesehariannya menjadi Imam
di Masjid tepatnya didaerah Talang kacang.
1.2
BAHASA SANG IBU
Bahasa Sang Ibu (motherese) yang dipakai keluarga Ahmad adalah bahasa Melayu-Indonesia karena orangtua Ahmad banyak menggunakan bahasa melayu dan tak jarang ibunya menggunakan bahasa indonesia dan juga ada sebagian ayahnya yang terkadang menggunakan bahasa padang untuk memperkenalkan bahasa Pb2 nya.
Bahasa Sang Ibu (motherese) yang dipakai keluarga Ahmad adalah bahasa Melayu-Indonesia karena orangtua Ahmad banyak menggunakan bahasa melayu dan tak jarang ibunya menggunakan bahasa indonesia dan juga ada sebagian ayahnya yang terkadang menggunakan bahasa padang untuk memperkenalkan bahasa Pb2 nya.
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Topik ini sangat menarik untuk saya pribadi karena pengalaman saya baru kali ini meneliti pemerolehan bahasa bagi anak yang berusia 3-5 Tahun, dengan adanya penelitian ini banyak yang berperan dengan adanya konsep-konsep yang universal yang ikut berperan dan dapat mengetahui perkembangan anak usia dini dengan pertumbuhan neurologinya maupun biologinya. Ini adalah pengetahuan yang sangat luar biasa karena makhluk yang sangat sempurna diciptakan dengan perubahan-perubahan dari tiap tahun nya yang menuju ketahap kesempurnaan jika benar-benar di ajarkan sejak dini. Saya sangat bersyukur sekali dengan materi penelitian bahasa ini dengan ini saya dapat mengembangkan seberapa jauh konsep universal yang dimiliki tiap anak dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Topik ini sangat menarik untuk saya pribadi karena pengalaman saya baru kali ini meneliti pemerolehan bahasa bagi anak yang berusia 3-5 Tahun, dengan adanya penelitian ini banyak yang berperan dengan adanya konsep-konsep yang universal yang ikut berperan dan dapat mengetahui perkembangan anak usia dini dengan pertumbuhan neurologinya maupun biologinya. Ini adalah pengetahuan yang sangat luar biasa karena makhluk yang sangat sempurna diciptakan dengan perubahan-perubahan dari tiap tahun nya yang menuju ketahap kesempurnaan jika benar-benar di ajarkan sejak dini. Saya sangat bersyukur sekali dengan materi penelitian bahasa ini dengan ini saya dapat mengembangkan seberapa jauh konsep universal yang dimiliki tiap anak dengan latar belakang yang berbeda-beda.
1.4
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Data dikumpulkan secara naturalistik dengan tambahan stimulus untuk memunculkan respons tertentu. Yang pertama dipakai adalah Kamera handphone nokia C3 dan video nokia X2. Pengumpulan data dimulai pada hari Sabtu, 10 November 2012 tepatnya dirumah Ahmad dan saat itu ahmad sedang bermain dengan teman sepermainannya dan setiap satu minggu saya mengambil data dan kala itu saya mengajak Ahmad mengunjungi di Taman Perkantoran Banyuasin dan kebanyakan aktifitas pengumpulan data Ahmad di rumah nya.
Data dikumpulkan secara naturalistik dengan tambahan stimulus untuk memunculkan respons tertentu. Yang pertama dipakai adalah Kamera handphone nokia C3 dan video nokia X2. Pengumpulan data dimulai pada hari Sabtu, 10 November 2012 tepatnya dirumah Ahmad dan saat itu ahmad sedang bermain dengan teman sepermainannya dan setiap satu minggu saya mengambil data dan kala itu saya mengajak Ahmad mengunjungi di Taman Perkantoran Banyuasin dan kebanyakan aktifitas pengumpulan data Ahmad di rumah nya.
1.5
ANALISIS DATA
Menganalisis data Morfologi Analisis seperti ini dimaksudkan pula untuk menentukan urutan pemunculan, bila memang ada. Untuk menentukan apakah munculnya suatu elemen telah merupakan cerminan dari potensi si anak atau baru merupakan tiruan belaka diperlukan suatu kriteria yang memberikan keyakinan pada peneliti bahwa anak tersebut memeang telah memperoleh apa yang dia ucapkan.
Menganalisis data Morfologi Analisis seperti ini dimaksudkan pula untuk menentukan urutan pemunculan, bila memang ada. Untuk menentukan apakah munculnya suatu elemen telah merupakan cerminan dari potensi si anak atau baru merupakan tiruan belaka diperlukan suatu kriteria yang memberikan keyakinan pada peneliti bahwa anak tersebut memeang telah memperoleh apa yang dia ucapkan.
BAB
II
PEMEROLEHAN MORFOLOGI
PEMEROLEHAN MORFOLOGI
2.1
PEMEROLEHAN MORFOLOGI : UMUR EMPAT TAHUN
Perkembangan Morfologi Ahmad tahun keempat akan dilihat dari macam kata yang dipakai dan penurunan kata, baik melalui afiksasi maupun reduplikasi.
Perkembangan Morfologi Ahmad tahun keempat akan dilihat dari macam kata yang dipakai dan penurunan kata, baik melalui afiksasi maupun reduplikasi.
1.1.1.
Macam
Kata dan Penurunan dengan Afiksasi
Bahasa yang dipakai oleh Ahmad
adalah ragam bahasa nonformal, sebagian besar kata yang dipakai oleh Ahmad
adalah kata tanpa afiks. Jadi verba yang dipakai misalnya belajar, ambil,
kubur, tidur, pakai, laki-laki dan perempuan. Keinformalan ini tampak lagi
dengan dipakainya kata-kata penyedap seperti ia, dan dong
No
|
Pemerolehan Bahasa 1
|
Pemerolehan Bahasa 2
|
Makna
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
|
Mesjid
Obeh
Gale
Buet
Tetak
Ngape
Iwak
Kemek
Nyium
Ngambek
Es Klim
Natang
Mah Market
Iye
Mela
Ijo
Oren
Kecik
Berak
Tedok
Ilang
Jingok
Kasyur
Mata
Kacih
Ninggal
Lanang
Betine
Nali
Name
|
Masjid
Ubah
Seluruh
Buat
Potong
Kenapa
Ikan
Pipis
Cium
Ambil
Es Cream
Binatang
Mini Market
Ia
Merah
Hijau
Orange
Kecil
Beol
Tidur
Hilang
Lihat
Kasur
Masa
Kasih
Mati
Laki-Laki
Perempuan
Sinar
Nama
|
Masjid
Ubah
Semua
Buat
Potong
Kenapa
Ikan
Buang Air Kecil
Mencium
Mengambil
Es Cream
Hewan
Mini Market
Ia
Merah
Hijau
Orange
Kecil
Buang Air Besar
Tidur
Hilang
Lihat
Kasur
Masa
Kasih
Meninggal
Pria
Wanita
Menyinari
Nama
|
1.1.2.
Penurunan
Verba dengan Afiksasi: Umur Empat Tahun
Ahmad Sama Sekali belum menguasai
Pemakaian afiks. Tapi Ahmad dapat membedakan afiks yang redundan dan mana yang
tidak berikut adalah beberapa contohnya:
[dikubur] “dikubur”
[dikubur] “dikubur”
[disitu] “disitu”
[dibuat] “dibuat”
Dengan konfiks{ke-an}, {-kan}, {meN-}, {-i) tampak makin Ahmad kuasai. Ini
terbukti dari kemampuan dia membedakan walaupun afiksasi kosong (zero) ada
Ahmad juga melakukan transposisi dari suatu kata
{ke-an}
{ke-an}
[kedinginan] “kedinginan”
[kemesjid] “ke masjid”
[keliatan] “kelihatan”
[keanasan] “kepanasan”
[keanasan] “kepanasan”
{-kan}
[buatke] “buatkan”
[melairkan] “melahirkan”
Begitu
juga dengan {meN-}
[minjam] “meminjam”
[nyium] “mencium”
[ngambil] “mengambil”
[meliat] “melihat”
[mengilang] “menghilang”
[meootong] “memotong”
{-i}
[warnai] “warnai”
[menyinali] “menyinari”
[bawaki] “bawaki”
1.1.3.
Penurunan
Adjektiva dengan Afiksasi: Umur Empat Tahun
Namun ada kalanya verba yang
harusya mempunyai afiks justru dimunculkan oleh Ahmad misalnya {dimarah}
Bi :
Dapat dari mana kucingnya dek?
Ahmad : Dapat dari mesjit
Bi : Kucingnya masukin dalam rumah saja dek?
Ahmad : Dapat dari mesjit
Bi : Kucingnya masukin dalam rumah saja dek?
Ahmad : Dimarah
ibu
Disamping Afiksasi yang berwujud,
Ahmad juga menerapkan afiksasi kosong (Zero) artinya Ahmad melakukan transposisi
dengan memberikan kategori untuk suatu kata. Kata seperti Tahun, dan oren,
mela, ijo,bilu
Bi : Adek mau kue?
Ahmad : Bi... adek mau kue ulang taun [Tahun] dua sama balon
Bi : Balonnya warna apa?
Ahmad : Oren, mela, ijo, kuning, bilu [Orange, merah, hijau, biru]
Bi : Rumah sudah jadi belum dek?
Ahmad : Sudah di pasang pintu
Ayah tedok diruma situ, tapi idak make kasyur.
[Ayah tidur di rumah sana, tapi tidak pakai kasur]
Dari percakapan diatas bahwa Ahmad
mampu menggali informasi dan menanyakan sesuatu yang dia tidak tahu, dan
memberikan pertanyaan yang dia ingat.
Ahmad : Bi... Bawake bi kue adek!
ulang taun adek...
Ahmad : Bi... ada kucing yang mati bi di kubur kakak zudin...
Ahmad : Bi... Bawake bi kue adek!
ulang taun adek...
Ahmad : Bi... ada kucing yang mati bi di kubur kakak zudin...
1.1.2.
Penurunan Kata dengan Reduplikasi: Umur
Empat Tahun
Dibandingkan dengan afiksasi, proses reduplikasi untuk menurunkan kategori sintaktik lebih banyak dilakukan oleh Ahmad. Penurunan ini menyangkut verba, adjektiva, dan nomina.
1.1.3. Penurunan Adjektiva dengan Reduplikasi: Umur Empat Tahun
Pengulangan pada adjektiva juga tampak sering Ahmad dapat membedakan djektiva bisa dengan adjektiva yang diulang terlihat pada contoh berikut.
Pada reduplikasi dari nomina yang terekam pada kata warna-warni pada kalimat berikut.
Bi : Adek suka balon warna apa?
Ahmad : [Walna-walni oren, ijo, kuning]
Dibandingkan dengan afiksasi, proses reduplikasi untuk menurunkan kategori sintaktik lebih banyak dilakukan oleh Ahmad. Penurunan ini menyangkut verba, adjektiva, dan nomina.
1.1.3. Penurunan Adjektiva dengan Reduplikasi: Umur Empat Tahun
Pengulangan pada adjektiva juga tampak sering Ahmad dapat membedakan djektiva bisa dengan adjektiva yang diulang terlihat pada contoh berikut.
Pada reduplikasi dari nomina yang terekam pada kata warna-warni pada kalimat berikut.
Bi : Adek suka balon warna apa?
Ahmad : [Walna-walni oren, ijo, kuning]
1.1.4.
Penurunan Kategori Kata yang lain: Umur Empat Tahun
Ahmad dapat pula menurunkan
kategori kata yang lain meskipun belum banyak kata Nama - Namanya.
Ahmad : bi... kucing ini namenye anggik
Ahmad : bi... kucing ini namenye anggik
[bi.. kucing ini namanya anggik]
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan Secara Umum
Dari
analisis terhadap data yang saya peroleh, saya dapati bahwa konsep universal
yang dipatuhi oleh anak dalam pemerolehan bahasa ini tidak merata, tetapi ada
cukup banyak pula yang menyimpang, atau lebih tepatnya berbeda pada komponen
leksikon baik macam kata, urutan pemerolehan, maupun jumlah kata yang diperoleh
Ahmad tampak sangat nyata bahwa dalam pemerolehan leksikon, faktor masukan
lingkungan sangat berpengaruh.
Ragam
bahasa yang diperoleh Ahmad pada umumnya bahasa non formal karena bermacam
bahasa yang diperkenalkan oleh lingkunganya dengan interaksi yang beranekaragam
dan menimbulkan masalah tersendiri dan sangat menarik bagaimana akhirnya anak
menguasai tahap dimana dia menguasai bahasa dengan mudah ditelaah oleh
lingkungan.
3.2. Implikasi Teoritis
Comsky
adalah pemuka yang menyatakan bahwa pertumbuhan bahasa pada anak mengikuti
program genetik . hal ini berarti bahwa anak sjak lahirnya telah dikaruniai
bekal-bekal kodrati, yang kemudian dikembangkan sesuai dengan jadwal genetik
pada masing-masing anak.
Pertumbuhan
secara genetik ini dinyatakan pula oleh Lennebreg (1967) dengan Hipotese Umur
Kritis-nya yang pada esensinya menyatakan bahwa pertumbuhan bahasa seseorang
anak itu terjadwal secara biologis. Kita tidak dapat memaksa seorang anak untuk
melakukan sesuatu yang bersifat kebahasaan, bila biologi anak tersebut belum
memungkinkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmah, Haji Omar. 1992. “Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Kanak-kanak
Melayu.” Dalam Bahasa dan Alam Pemikiran Melayu, Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
Barnie, Martin D. S. 1988. “Language Acquisition Models.” Dalam bridge, Mass.:
Harvard University Press.
Chomsky, Carol.1969. The Acquistition of syntax in Childern from 5 to 10. Cambirdge,
Mass.: The MIT Press.
Davidson, Rosalind G. Dan Catherine E. Snow. 1996. “Five-year-olds Interactions with
Fathers versus Mothers. “First Language, Vol.16, No.47, June 1996.
Lenneberg, Eric H., ed. 1964. New Directions in the study of language. Cambrige,
Mass.: The M.I.T. Perss.
Melayu.” Dalam Bahasa dan Alam Pemikiran Melayu, Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
Barnie, Martin D. S. 1988. “Language Acquisition Models.” Dalam bridge, Mass.:
Harvard University Press.
Chomsky, Carol.1969. The Acquistition of syntax in Childern from 5 to 10. Cambirdge,
Mass.: The MIT Press.
Davidson, Rosalind G. Dan Catherine E. Snow. 1996. “Five-year-olds Interactions with
Fathers versus Mothers. “First Language, Vol.16, No.47, June 1996.
Lenneberg, Eric H., ed. 1964. New Directions in the study of language. Cambrige,
Mass.: The M.I.T. Perss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar