BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa merupakan alat
pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat skala kehidupan
yang paling kecil keluarga, masyarakat, hingga ke skala yang paling besar
kehidupan bernegara. Belajar bahasa merupakan suatu kewajiban bagi semua orang. Bahasa
pada saat ini telah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan keberadaannya.
Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudidayakan diri sendiri,
mengembangkan diri, dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur.
Lebih dari
setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar manusia dibumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang
yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan
yang berbeda pada hakikatnya merupakan agen pengontak dua bahasa. Semakin besar
jumlah orang yang seperti ini maka semakin intensif pula kontak antara dua
bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang
manifestasinya menjelma di dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di dalam
penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi di dalam pemakaian
sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dari praktek
penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian
bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi.
Interferensi
merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa.“Interferensi bisa
terjadi pada pengucapan, tata bahasa, baik dalam ucapan maupun tulisan terutama
kalau seseorang sedang mempelajari bahasa kedua” (Alwasilah, 1993:114).
Oleh karena itu makalah ini menjelaskan tentang pengertian interferensi dan
contoh interferensi, faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi, pengertian
analisis kesalahan, faktor penyebab kesalahan berbahasa, langkah-langkah
analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan.
Di Era Globalisasi ini banyak masyarakat
yang belum mengetahui secara luas tentang suatu bahasa yang mereka ucapkan,
apalagi di setiap daerah diseluruh Indonesia memiliki dialeg dan logat bahasa
yang berbeda-beda oleh karena itu Bahasa Indonesia ialah bahasa yang menjadikan
pemersatu bangsa. Semakin berkembangnya zaman masyarakat banyak terkontaminasi
dengan bahasa asing yang mudah di tiru dan perlahan menambah kosa kata baru
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Banyak Media Sosial di masyarakat yang
berkembang sekarang menuntut mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, walaupun tidak seruluh media menggunakan dengan benar, tetapi masih
terdapat kesalahan-kesalahan dalam berbahasa tidak hanya itu kesalahan dalam
berbahasa sering juga terdeteksi dalam bunyi bahasa atau pembicaraan yang
sering digunakan masyarakat dalam mengucapkan suatu bunyi bahasa dalam
berbahasa Indonesia. Ketidaktahuan masyarakat dalam berbahasa memicu timbulnya
bahasa baru yang membingungkan pembaca atau pendengar. Media Cetak, koran, tabloid,
majalah, dan sebagainya juga sering memberikan informasi dengan bahasa yang
singkat, padat, dan jelas.
Menurut Soewito (
dalam Abdul Chaer, 2010:126 ) interferensi dalam bahasa indonesia dan
bahasa-bahasa nusantara berlaku bolak balik, artinya, unsur bahasa daerah bisa
memasuki bahasa indonesia dan bahasa indonesia banyak memasuki bahasa daerah.
Tetapi dengan bahasa asing, bahasa indonesia hanya menjadi penerima dan tidak
pernah menjadi pemberi.
Perbendaharaan
kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada pengungkapan berbagai segi
kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan, serta segi
kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu, jika masyarakat bergaul dengan
segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan mengenal konsep baru yang
dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai kosa kata untuk mengungkapkan
konsep baru tersebut, lalu mereka menggunakan kosakata bahasa sumber untuk
mengungkapkannya, secara sengaja pemakai bahasa akan menyerap atau meminjam
kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkan konsep baru tersebut. Faktor ketidak
cukupan atau terbatasnya kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu
konsep baru dalam bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya
interferensi ( Iemawati, 2012: online ).
B.
Landasan
Teori
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi
atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma kemasyrakatan bukanlah berbahasa
Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah atau
aturan tata bahasa Indonesia merupakan berbahasa yang tidak benar. Jadi,
kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis
yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari
norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
Kesalahan
berbahasa dapat terjadi karena tiga kemungkinan antara lain sebagai berikut:
1. Terpengaruh bahasa yang dikuasai terlebih
dahulu,
2. Pemakai bahasa kurang memahami kaidah-kaidah bahasa
yang
dipakainya,
dipakainya,
3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat
atau kurang sempurna.
Menurut Tarigan (dalam Setyawati, 2010:13) kesalahan berbahasa dalam bahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Berdasarkan tataran linguistik, dapat diklasifikasikan
menjadi
kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,
klausa, kalimat), semantik, dan wacana,
kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,
klausa, kalimat), semantik, dan wacana,
2. Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa
dapat
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis,
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis,
3. Berdasarkan sarana atau jenis bahasa
yang digunakan dapat berwujud
kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis,
kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis,
4. Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat
diklasifikasikan
menjadi kesalahan berbahasa karena interferensi, dan
menjadi kesalahan berbahasa karena interferensi, dan
5. Kesalahan berbahasa berdasarkan
frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang
paling sering, sering, sedang,kurang, dan jarang terjadi.
Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik
penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis. Sebagian besar kesalahan berbahasa
Indonesia dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan. Kesalahan
pelafalan meliputi: kesalahan pelafalan karena perubahan fonem, kesalahan
pelafalan karena penghilangan fonem, dan kesalahan pelafalan karena penambahan
fonem.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Analisis
Analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
B. Pengertian Kesalahan Berbahasa
H.V. George mengemukakan bahwa
kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak
diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak
diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa.
C. Pengertian Fonologi
·
Menurut
Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam
linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
·
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:244), fonologi dimaknai sebagai
ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori
perubahan bunyi.
·
Menurut
Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari
kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi” yang berarti “ilmu”. Jadi,
secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari
bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
·
Verhaar
(1984:36) mengatakan bahwa fonologi merupakan bidang khusus dalam
linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan
fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Kesalahan Berbahasa Dalam Fonologi
Simak
Video Wartawan dan Gubernur DKI Jakarta Tentang Banjir di Ibu Kota Jakarta dan
sekitarnya.
Tema
: Wawancara Tentang Jakarta Darurat Banjir dengan Jokowi Dodo
Judul
: Jebolnya Tanggul Kali Ciliwung
Wartawan : “Ruas jalan protokol yakni
Jalan Sudirman, Jalan Tamrin dan Bundaran HI apa penyebabnya jebolnya tanggul
kali ciliwung banjir barat di kawasan Jalan Natur Hali Menteng Jakarta Pusat
sekitar 50 meter hari kamis pagi yang menjadi penyebabnya, saat ini saya berada
di lokasi dan sekarang hari jumat sore 24 jam kejadian, pengerjaan masih terus
dilakukan untuk memperbaiki tanggul dan saya akan mewawancarai Gubernur Jokowi
Dodo ................... karena banjir barat”.
Wartawan : “Pak Jokowi Selamat
Sore pak?”
Jokowi : “Sore”
Wartawan : “Ini kejadian jebolnya
hari kamis pagi jam 10”
Jokowi : “Ia jadi
kemarin kira-kira jam 09:30 di jebol sepanjang 30 meter dan itulah yang
menyebabkan HI dan sekitarnya menjadi banjir seperti itu airnya tidak seperti
sekarang ini tiga kali lipat yang sekarang ini sekarang tingginya hampir
setinggi yang ada disana”.
Wartawan : “Oke, jadi jebolnya
09:30 pagi lalu pak jokowi terima kabar langsung”.
Jokowi : “Siangnya
langsung kita kerjakan tapi karena kemarin saemua ruas jalan macet materinya nggak bisa datang tepat waktu, alat-alat
berat juga datang sore jadi memang banyak hambatannya karena semua wilayah
terkena banjir”.
Wartawan
:
“Jadi, bisa dikatakan sepanjang malam kemarin mereka semua bekerja sepanjang
malam?”
Jokowi : “Kerja sampe tadi malam jam Empat pagi dan pagi
tadi di mulai jam Tujuh pagi”.
Wartawan : “Dan ini terlihat
ratusan personil gabungan Tni, Polri”.
Jokowi : “Jadi Tni,
Kodam, Kopasus, Dari Marinir dan Polri, Satpol dan semuanya kita konsentrasikan
agar malam ini bisa rampung karena bekejaran dengan waktu kalau nanti ada hujan
lagi, ada air lagi dari atas ini juga akan menjadi masalah besar”.
Wartawan : “Kira-kira kenapa bisa
terjadi, kan kita tahu curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir apakah
kejadian seperti itu memang tidak bisa diantisipasi sebelumnya?”
Jokowi : “Yang
jelas perlu menejemen kontrol yang baek terhadap semua tanggul-tanggul yang
ada”.
Wartawan : atau memang kondisinya
memang sudah tua akhirnya tidak bisa menampung dengan debit yang ada.
Jokowi : “Saya tidak
tahu dibangun tahun berapa”
Wartawan : Oke, begitu kejadian
langsung koordinasi semua.
Jokowi : Menurut saya
ada kejadian bagaimana menyelesaikan masalah yang ada problem yang ada diselesaikan
mengurangi dan lain-lain nanti kita urus setelah kegiatan ini rampung.
Wartawan : Tidak ada hambatan
yang berarti pak untuk mengumpulkan seluruh personil dan material.
Jokowi : Hambatan alat
berat, material, alat berat sudah datang, antri datang terus, moga-moga
insyaallah nanti malem moga-moga
sudah bisa di atasi.
Wartawan : Dengan catatan juga
kalau tidak hujan lagi pak ya?
Jokowi : Moga-moga tidak
hujan.
Wartawan : “Karena kemarin malam
menjelang subuh sempat hujan lagi jadi itu juga yang jadi kendala kalau tidak
hujan ......... semalaman harus kerja terus.
Jokowi : .... Karena materialnya
agak terhambat dan kemarin sore ada hujan juga terus bekerja dari semua Tni,
bekerja semua.
Wartawan : “Lalu nanti target
malam ini selesai harus rampung melihat personil yang ada dan alat berat yang
di kerah kan yang lain bisa terealisasi bahwa nanti malam harus akan bisa
selesai?”
Jokowi : “Ya kalau
melihat lapanganya harus selesai insyaallah selesai”.
Wartawan : “Kira-kira pukul 4
sore sudah puaskah dengan kemajuan yang ada sekarang ini?”
Jokowi : “Ya Progesnya
ini cepat sekali sudah sementara tadi karena material datang semuanya”.
Wartawan : “Oke, jadi lebih
kematerial kalo urusan untuk alat
beratnya kalau untuk personil cukup atau masih butuh lagi”.
Jokowi : “Sudah, lebih
dari cukup. Kalau kurang juga kita bisa telepon minta tambahan ke Kodam,
Kopasus, Marinir atau Ke Polri semuanya Satpol bisa bekerja”.
B. Sampel Kesalahan Dalam Bunyi Bahasa
A.
Dari
wawancara di atas, ada beberapa
kesalahan bahasa dalam fonologi di antaranya :
“Nggak”
“Sampe”
“Baek”
“Malem”
“Kalo”
B.
Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Harian Banyuasin
(Edisi Sabtu, 19 Oktober 2013)
“Enggak”
“Cor Beton”
“Tong Sampah”
“Ngelakuin”
“Temen”
“Nyabu”
“Dadakan”
C.
Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Sriwijaya Post
(Edisi, Senin 14 Oktober 2013)
“Menjegal”
“Perhelatan”
“Da’wah”
“Perhelatan”
“Da’wah”
“Anter”
“Cash”
“Launching”
“Melobi”
“Multisite”
“Justeru”
D.
Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Trimbun Sumsel
(Edisi, Senin 14 Oktober 2013)
“Memantik”
“Eceran”
“Kadaver”
E.
Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Sumatera Ekspres
(Edisi, Senin 14 Oktober 2013)
“Jeblok”
“Evalube”
“Outstanding”
“Bodong”
“Meroket”
“Bodong”
“Meroket”
“Stand by”
“Finalis”
“Grand Final”
C. Identifikasi Kesalahan Dalam
Fonologi
A.
Identifikasi
Kesalahan Berbahasa dalam Fonologi
1. Penghilangan
Fonem
Sampe → Sampai
Baek → Baik
Malem → Malam
2. Perubahan
Fonem
Nggak
→ Tidak
Kalo → Kalau
TIDAK BAKU BAKU
“Nggak”
Tidak: tiada; tidak
boleh
“Sampe” Sampai: dapat, mencapai
tujuannya
“Baek” Baik: elok; patut;
teratur
“Malem” Malam;
“Kalo” Kalau: jikalau;
seandainya
B.
Identifikasi
Kesalahan Berbahasa dalam Koran Harian Banyuasin
TIDAK BAKU BAKU
“Enggak” Tidak:
“Tong Sampah” Tempat Sampah;
“Ngelakuin” Melakukan;
“Temen” Teman;
“Nyabu” Sabu;
“Dadakan” Tidak Siap;
C.
Identifikasi
Kesalahan Berbahasa dalam Koran Sriwijaya Post
TIDAK BAKU BAKU
“Menjegal” Halang;
“Perhelatan” Hal;
“Da’wah” Dakwah;
“Perhelatan” Hal;
“Da’wah” Dakwah;
“Anter” Antar;
“Cash” Kontan;
“Launching” Baru;
“Justeru” Justru;
D.
Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Trimbun Sumsel
“Eceran” Satuan;
F.
Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Sumatera Ekspres
TIDAK
BAKU BAKU
“Jeblok” Hancur;
“Outstanding” Terkemuka;
“Bodong” Curi; Bekas Pencurian
“Bodong” Curi; Bekas Pencurian
“Stand by” Siap; Penolong
“Finalis” Orang;
BAB IV
SIMPULAN
SIMPULAN
Interferensi
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa. Dan dalam peristiwa interferensi digunakan unsur bahasa
lain dalam menggunakan suatu bahasa, yang dianggap suatu kesalahan karena
menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan.
Dalam semua bahasa, perubahan itu
pasti akan terjadi. Ada perubahan yang berasal dari intern bahasa, semisal
perubahan fonetis, perubahan pada partikel gramatikal, hingga perubahan
penyederhanaan tata bahasa.Dan
dalam hampir seluruh bahasa di dunia, fenomena percampuran budaya memberikan
dampak juga pada munculnya percampuran bahasa di lingkungan masyarakat.
Ada banyak alasan bahasa dapat
berubah. Salah satu alasan yang
jelas adalah interaksi dengan bahasa lain. Jika satu orang berkomunikasi
dengan yang lain, mereka akan mengambil kata-kata tertentu untuk dijadikan
suatu objek.
Sehubungan dengan semakin
meningkatnya tingkat interferensi bahasa yang terjadi di Indonesia, maka perlu
untuk adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Dan dengan adanya inteferensi bahasa
yang semakin memprihatinkan, tentu saja ada banyak hal yang muncul sebagai akibat
dari peristiwa tersebut. Diantaranya yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang
saat ini banyak mengalami penambahan begitu banyak kosa kata. Baik itu datang
dari bahasa daerah, dari bahasa gaul anak baru gede ( ABG ), atau juga bahkan
yang datang dari luar Indonesia.
LAMPIRAN
Sumber:
Koran Harian Banyuasin Sabtu, 19 Oktober 2013
Koran Sriwijaya Post Senin, 14 Oktober 2013
Koran Trimbun Sumsel Senin, 14 Oktober 2013
Koran Sumatera Ekspres Senin, 14 Oktober 2013
Koran Harian Banyuasin Sabtu, 19 Oktober 2013
Koran Sriwijaya Post Senin, 14 Oktober 2013
Koran Trimbun Sumsel Senin, 14 Oktober 2013
Koran Sumatera Ekspres Senin, 14 Oktober 2013
Sumber:
(Video Wartawan dan Gubernur DKI Jakarta Tentang
Banjir di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.)
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, 2010. Sosiolinguistik
Perkenalan Awal. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Pateda, Mansoer, 1987. Sosiolinguistik.
Bandung: Percetakan Angkasa.
Setyawati.2010. Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran
Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
http://iemawati.wordpress.com/2012/05/10/interferensi-bahasa-4/
bagi video nya dong
BalasHapus