Laman

Selasa, 13 Mei 2014

Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa merupakan alat pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat skala kehidupan yang paling kecil keluarga, masyarakat, hingga ke skala yang paling besar kehidupan bernegara. Belajar bahasa  merupakan suatu kewajiban bagi semua orang. Bahasa pada saat ini telah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan keberadaannya. Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudidayakan diri sendiri, mengembangkan diri, dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur.
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan. Hal ini berarti bahwa sebagian besar manusia dibumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakikatnya merupakan agen pengontak dua bahasa. Semakin besar jumlah orang yang seperti ini maka semakin intensif pula kontak antara dua bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya menjelma di dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di dalam penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi di dalam pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dari praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi.
Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa.“Interferensi bisa terjadi pada pengucapan, tata bahasa, baik dalam ucapan maupun tulisan terutama kalau seseorang sedang mempelajari bahasa kedua” (Alwasilah, 1993:114).
            Oleh karena itu makalah ini menjelaskan tentang pengertian interferensi dan contoh interferensi, faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi, pengertian analisis kesalahan, faktor penyebab kesalahan berbahasa, langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan.
Di Era Globalisasi ini banyak masyarakat yang belum mengetahui secara luas tentang suatu bahasa yang mereka ucapkan, apalagi di setiap daerah diseluruh Indonesia memiliki dialeg dan logat bahasa yang berbeda-beda oleh karena itu Bahasa Indonesia ialah bahasa yang menjadikan pemersatu bangsa. Semakin berkembangnya zaman masyarakat banyak terkontaminasi dengan bahasa asing yang mudah di tiru dan perlahan menambah kosa kata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Banyak Media Sosial di masyarakat yang berkembang sekarang menuntut mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, walaupun tidak seruluh media menggunakan dengan benar, tetapi masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam berbahasa tidak hanya itu kesalahan dalam berbahasa sering juga terdeteksi dalam bunyi bahasa atau pembicaraan yang sering digunakan masyarakat dalam mengucapkan suatu bunyi bahasa dalam berbahasa Indonesia. Ketidaktahuan masyarakat dalam berbahasa memicu timbulnya bahasa baru yang membingungkan pembaca atau pendengar. Media Cetak, koran, tabloid, majalah, dan sebagainya juga sering memberikan informasi dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
Menurut Soewito ( dalam Abdul Chaer, 2010:126 ) interferensi dalam bahasa indonesia dan bahasa-bahasa nusantara berlaku bolak balik, artinya, unsur bahasa daerah bisa memasuki bahasa indonesia dan bahasa indonesia banyak memasuki bahasa daerah. Tetapi dengan bahasa asing, bahasa indonesia hanya menjadi penerima dan tidak pernah menjadi pemberi.
Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada pengungkapan berbagai segi kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu, jika masyarakat bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan mengenal konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai kosa kata untuk mengungkapkan konsep baru tersebut, lalu mereka menggunakan kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja pemakai bahasa akan menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkan konsep baru tersebut. Faktor ketidak cukupan atau terbatasnya kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya interferensi ( Iemawati, 2012: online ).
B.     Landasan Teori
                 Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma kemasyrakatan bukanlah berbahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia merupakan berbahasa yang tidak benar. Jadi, kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
           Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena tiga kemungkinan antara lain sebagai berikut:
1.      Terpengaruh bahasa yang dikuasai terlebih dahulu,
2.     Pemakai bahasa kurang memahami  kaidah-kaidah bahasa yang
      dipakainya,
3.      Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna.
                 Menurut Tarigan (dalam Setyawati, 2010:13) kesalahan berbahasa dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi:
1.     Berdasarkan tataran linguistik, dapat diklasifikasikan menjadi
      kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,
      klausa, kalimat), semantik, dan wacana,
2.     Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat
      diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,
      berbicara, membaca, dan menulis,
3.      Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud
       kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis,
4.     Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat diklasifikasikan
     menjadi kesalahan berbahasa karena interferensi, dan
5.      Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling sering, sering, sedang,kurang, dan jarang terjadi.
                 Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis. Sebagian besar kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan. Kesalahan pelafalan meliputi: kesalahan pelafalan karena perubahan fonem, kesalahan pelafalan karena penghilangan fonem, dan kesalahan pelafalan karena penambahan fonem.
                

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian Analisis
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
B.     Pengertian Kesalahan Berbahasa
H.V. George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa.
C.    Pengertian Fonologi
·         Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
·         Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:244), fonologi dimaknai sebagai  ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi.
·         Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi”  yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
·         Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa fonologi  merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan  fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa.


BAB III
PEMBAHASAN
A.    Kesalahan Berbahasa Dalam Fonologi
Simak Video Wartawan dan Gubernur DKI Jakarta Tentang Banjir di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.
Tema : Wawancara Tentang Jakarta Darurat Banjir dengan Jokowi Dodo
Judul : Jebolnya Tanggul Kali Ciliwung
Wartawan      : “Ruas jalan protokol yakni Jalan Sudirman, Jalan Tamrin dan Bundaran HI apa penyebabnya jebolnya tanggul kali ciliwung banjir barat di kawasan Jalan Natur Hali Menteng Jakarta Pusat sekitar 50 meter hari kamis pagi yang menjadi penyebabnya, saat ini saya berada di lokasi dan sekarang hari jumat sore 24 jam kejadian, pengerjaan masih terus dilakukan untuk memperbaiki tanggul dan saya akan mewawancarai Gubernur Jokowi Dodo ................... karena banjir barat”.
Wartawan      : “Pak Jokowi Selamat Sore pak?”
Jokowi            : “Sore”
Wartawan      : “Ini kejadian jebolnya hari kamis pagi jam 10”
Jokowi            : “Ia jadi kemarin kira-kira jam 09:30 di jebol sepanjang 30 meter dan itulah yang menyebabkan HI dan sekitarnya menjadi banjir seperti itu airnya tidak seperti sekarang ini tiga kali lipat yang sekarang ini sekarang tingginya hampir setinggi yang ada disana”.
Wartawan      : “Oke, jadi jebolnya 09:30 pagi lalu pak jokowi terima kabar langsung”.
Jokowi            : “Siangnya langsung kita kerjakan tapi karena kemarin saemua ruas jalan macet materinya nggak bisa datang tepat waktu, alat-alat berat juga datang sore jadi memang banyak hambatannya karena semua wilayah terkena banjir”.
Wartawan      : “Jadi, bisa dikatakan sepanjang malam kemarin mereka semua bekerja sepanjang malam?”
Jokowi            : “Kerja sampe tadi malam jam Empat pagi dan pagi tadi di mulai jam Tujuh pagi”.
Wartawan      : “Dan ini terlihat ratusan personil gabungan Tni, Polri”.
Jokowi            : “Jadi Tni, Kodam, Kopasus, Dari Marinir dan Polri, Satpol dan semuanya kita konsentrasikan agar malam ini bisa rampung karena bekejaran dengan waktu kalau nanti ada hujan lagi, ada air lagi dari atas ini juga akan menjadi masalah besar”.
Wartawan      : “Kira-kira kenapa bisa terjadi, kan kita tahu curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir apakah kejadian seperti itu memang tidak bisa diantisipasi sebelumnya?”
Jokowi            : “Yang jelas  perlu menejemen kontrol yang baek terhadap semua tanggul-tanggul yang ada”.
Wartawan      : atau memang kondisinya memang sudah tua akhirnya tidak bisa menampung dengan debit yang ada.
Jokowi            : “Saya tidak tahu dibangun tahun berapa”
Wartawan      : Oke, begitu kejadian langsung koordinasi semua.
Jokowi            : Menurut saya ada kejadian bagaimana menyelesaikan masalah yang ada problem yang ada diselesaikan mengurangi dan lain-lain nanti kita urus setelah kegiatan ini rampung.
Wartawan      : Tidak ada hambatan yang berarti pak untuk mengumpulkan seluruh personil dan material.
Jokowi            : Hambatan alat berat, material, alat berat sudah datang, antri datang terus, moga-moga insyaallah nanti malem moga-moga sudah bisa di atasi.
Wartawan      : Dengan catatan juga kalau tidak hujan lagi pak ya?
Jokowi            : Moga-moga tidak hujan.
Wartawan      : “Karena kemarin malam menjelang subuh sempat hujan lagi jadi itu juga yang jadi kendala kalau tidak hujan ......... semalaman harus kerja terus.
Jokowi            : .... Karena materialnya agak terhambat dan kemarin sore ada hujan juga terus bekerja dari semua Tni, bekerja semua.
Wartawan      : “Lalu nanti target malam ini selesai harus rampung melihat personil yang ada dan alat berat yang di kerah kan yang lain bisa terealisasi bahwa nanti malam harus akan bisa selesai?”
Jokowi            : “Ya kalau melihat lapanganya harus selesai insyaallah selesai”.
Wartawan      : “Kira-kira pukul 4 sore sudah puaskah dengan kemajuan yang ada sekarang ini?”
Jokowi            : “Ya Progesnya ini cepat sekali sudah sementara tadi karena material datang semuanya”.
Wartawan      : “Oke, jadi lebih kematerial kalo urusan untuk alat beratnya kalau untuk personil cukup atau masih butuh lagi”.
Jokowi            : “Sudah, lebih dari cukup. Kalau kurang juga kita bisa telepon minta tambahan ke Kodam, Kopasus, Marinir atau Ke Polri semuanya Satpol bisa bekerja”.

B.     Sampel Kesalahan Dalam Bunyi Bahasa
A.    Dari wawancara di atas,  ada beberapa kesalahan bahasa dalam fonologi di antaranya :
 “Nggak”              
“Sampe”                                       
“Baek”                 
“Malem”               
“Kalo”                              
B.     Kesalahan Berbahasa dalam Koran Harian Banyuasin
(Edisi Sabtu, 19 Oktober 2013)
“Enggak”
“Cor Beton”
“Tong Sampah”
“Ngelakuin”
“Temen”
“Nyabu”
“Dadakan”
C.    Kesalahan Berbahasa dalam Koran Sriwijaya Post
(Edisi, Senin 14 Oktober 2013)
“Menjegal”           
“Perhelatan”         
“Da’wah”
“Anter”
“Cash”
 “Launching”
“Melobi”
“Multisite”
“Justeru”
D.    Kesalahan Berbahasa dalam Koran Trimbun Sumsel
(Edisi, Senin 14 Oktober 2013)
“Memantik”
“Eceran”
“Kadaver”
E.     Kesalahan Berbahasa dalam Koran Sumatera Ekspres
(Edisi, Senin 14 Oktober 2013)
“Jeblok”
“Evalube”
“Outstanding”
“Bodong”
“Meroket”
“Stand by”
“Finalis”
“Grand Final”

C.    Identifikasi Kesalahan Dalam Fonologi
A.    Identifikasi Kesalahan Berbahasa dalam Fonologi
1.      Penghilangan Fonem
Sampe               Sampai
Baek                  Baik
Malem               Malam

2.      Perubahan Fonem
Nggak              Tidak
Kalo                  Kalau

TIDAK BAKU          BAKU
“Nggak”                      Tidak: tiada; tidak boleh
“Sampe”                      Sampai: dapat, mencapai tujuannya               
“Baek”                        Baik: elok; patut; teratur
“Malem”                      Malam;
“Kalo”                         Kalau: jikalau; seandainya
B.     Identifikasi Kesalahan Berbahasa dalam Koran Harian Banyuasin
TIDAK BAKU          BAKU
“Enggak”                  Tidak:
“Tong Sampah”        Tempat Sampah;
“Ngelakuin”              Melakukan;
“Temen”                    Teman;
“Nyabu”                    Sabu;
“Dadakan”                Tidak Siap;
C.    Identifikasi Kesalahan Berbahasa dalam Koran Sriwijaya Post
TIDAK BAKU          BAKU
“Menjegal”                Halang;
“Perhelatan”              Hal;
“Da’wah”                  Dakwah;
“Anter”                     Antar;
“Cash”                      Kontan;
 “Launching”                        Baru;
 “Justeru”                  Justru;
D.    Kesalahan Berbahasa dalam Koran Trimbun Sumsel                       
“Eceran”                 Satuan;
F.     Kesalahan Berbahasa dalam Koran Sumatera Ekspres
TIDAK BAKU                BAKU
 “Jeblok”                           Hancur;          
“Outstanding”                   Terkemuka;
“Bodong”                          Curi; Bekas Pencurian
“Stand by”                                    Siap; Penolong
“Finalis”                            Orang;
                   

BAB IV
SIMPULAN
Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa. Dan dalam peristiwa interferensi digunakan unsur bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa, yang dianggap suatu kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan.
Dalam semua bahasa, perubahan itu pasti akan terjadi. Ada perubahan yang berasal dari intern bahasa, semisal perubahan fonetis,  perubahan pada partikel gramatikal, hingga perubahan penyederhanaan tata bahasa.Dan dalam hampir seluruh bahasa di dunia, fenomena percampuran budaya memberikan dampak juga pada munculnya percampuran  bahasa di lingkungan masyarakat.
Ada banyak alasan bahasa dapat berubah. Salah satu alasan yang jelas adalah interaksi dengan bahasa lain. Jika satu orang berkomunikasi dengan yang lain, mereka akan mengambil kata-kata tertentu untuk dijadikan suatu objek.
Sehubungan dengan semakin meningkatnya tingkat interferensi bahasa yang terjadi di Indonesia, maka perlu untuk adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Dan dengan adanya inteferensi bahasa yang semakin memprihatinkan, tentu saja ada banyak hal yang muncul sebagai akibat dari peristiwa tersebut. Diantaranya yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang saat ini banyak mengalami penambahan begitu banyak kosa kata. Baik itu datang dari bahasa daerah, dari bahasa gaul anak baru gede ( ABG ), atau juga bahkan yang datang dari luar Indonesia.


LAMPIRAN

Sumber:
Koran Harian Banyuasin Sabtu, 19 Oktober 2013
Koran Sriwijaya Post Senin, 14 Oktober 2013
Koran Trimbun Sumsel Senin, 14 Oktober 2013
Koran Sumatera Ekspres Senin, 14 Oktober 2013

Sumber:
(Video Wartawan dan Gubernur DKI Jakarta Tentang Banjir di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.)

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Pateda, Mansoer, 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Percetakan Angkasa.
Setyawati.2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

http://iemawati.wordpress.com/2012/05/10/interferensi-bahasa-4/

1 komentar: