Dulu tanpa malu-malu
umbar kasih,
Dulu letih tapi
bangkit suka cinta tercipta,
Khayal cukup kau,
Khayal setia
berdampingan,
Khayal pahit perih
satu rasa,
Seakan ikatan tali itu
takkan tercabik,
Biar gores ditangan
menikam, menarik, hancurkan.
Takkan rela kau
tinggalkan,
Tengok...!
Sekejap kau hilang,
seketika datang kembali, membawa harap,
Pandang mata tajam,
tatapan resah,
Raut senyum palsu bias
dibibir,
Selangkah pergi,
alihkan muka selamanya
hingga lengit ditelan bumi,
Saat ini bias bayang
itu masih terniang,
Bercucur air mata,
sadarkah?
Biar langkah tak
sejalan, namun asa harap selalu dekat,
Omongkosong buaian
manis itu, peduli langkah itu?
mungkin terbaik,
tunjuklah jalan,
teruslah dengan langkah,
kelak dapat ribuan orang yang taklukan hati, jika itu dia? Bukan aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar